-QS. Ali Imran : 154-
Allah memberiku petunjuk melalui akhir ayat tersebut, kodenya adalah ayat tersebut yang merupakan angka kelahiranku,,,
Aku selalu memuji-Mu dan berhuznuzan pada-Mu...
Dan pembuktianku adalah dimalam ganjilmu dibulanku,,,
Subhanallah,,,
Dan aku berlindung pada-Mu...
"Kamu percaya Allah kan?"
"Iya,,,"
"Yakinlah bahwa Dia memberikan yang terbaik bagimu..."
"Iya saya selalu yakin,,,"
"Mana Intan yang ceria seperti dulu?"
Tersenyum menangis,"iya itu saya"
"Saya yakin banget kok kalau kamu kuat,,, saya mengenal kamu, kamu pasti bisa, kamu punya sisi menampilkan yang terbaik, saya bisa melihat itu dengan jelas, sisi kamu begitu kuat, dan diam serta berdzikirlah. Hadapi saja, jangan takut, lewati semua. Jangan pernah bersedih, karena akan mempengaruhi kandunganmu... Dijaga dengan baik ya,,,"
"Saya sayang sekali sama dede bayi.. Terima kasih."
*tak ada yang salah dengan sebuah tulisan, pena akan menari tatkala rasa mengalir dari hati, tak perlu takut untuk mencobanya, tak perlu khawatir akan hasilnya, ak melakukannya, berjalan saja, berekspresilah meski kadang membuat salah, namun siapa tahu isi hati kita, biarkanlah dan melangkahlah,,,
#underpressure#
Tak ada yang pernah tahu akan diri kita kedepannya karena itu merupakan sebuah misteri...
Siapa sangka seorang petani berbalik menjadi seorang investor, meski sama-sama 'menanam' tapi hasil yang diperlihatkan tentu berbeda...
Siapa sangka seseorang yang tlah pergi ke alam barunya ternyata hidup kembali-mati suri...
Tak ada yang bisa menyangka tentang kehidupan seorang manusia, apapun bisa terjadi atas kehendak-Nya...
Dan siapa sangka seorang anak perempuan yang penuh dengan pencarian masa mudanya dihadapkan dengan sebuah kenyataan dimana ia akan menjadi orang tua,, Ini terasa begitu cepat baginya, masih teringat dengan jelas bahwa ia menghampiri kedua orang tuanya yang sedang bekerja, tubuh kecil yang mengenakan celana pendek bergambar apel dan pisang.
"Mama,, Papa,,,", suara yang belum terlalu jelas, mungkin karena faktor usia yang masih tumbuh berkembang.
"Eh Nyak Intan, bagi apelnya dong, buat Mama pisang buat Papa apel", pria yang dipanggilnya Papa menggodanya.
Si Intan kecil tersenyum dan memegang kedua gambar pada celananya. Ia melihat wajah kedua orang tuanya yang sibuk dengan kegiatan rumah tangga, selalu tersenyum melihat tingkah lucu dan polosnya, kemudian ia berlari dengan lincah sambil tertawa tanpa beban.
Hari yang kini ia rindukan disaat ia terbenam dalam lamunan dan kesendirian... "Aku rindu... Aku ingin kembali di masa itu"
Itu tak mungkin, itu adalah kenangan terindah sekitar 18 tahun yang lalu. Mungkin hal tersebut akan dialaminya kembali esok hari, namun berbeda pelaku. Ia bukan kembali menjadi sosok anak kecil yang lincah melainkan menjelma sebagai sosok orang tua bagi buah hatinya.
"Ya Allah,, hampir ga kuat, tapi aku yakin bisa dan harus bisa"
Ini misteri hidup, dan kita tak akan pernah tahu, tak ada yang bisa mengetahui apa yang terjadi sebelum hari tersebut menghampiri. Yang perlu diketahui adalah menjalani...
Perasaannya kini begitu tercabik-cabik tatkala harus menerima kenyataan pahit, kenyataan yang tak pernah terpikir sebelumnya, sehingga membuat dirinya berubah 180 derajat dari hari-harinya. Dimana keceriaan? Dimana kekuatan?
Setidaknya hampir tak dirasa kembali, kecuali ia merasakan sentuhan halus diperutnya. Kini di tubuhnya ada sosok mungil yang membuatnya tersenyum dan harus kuat, 'dede bayi'
Ya dede bayi, itu sapaan sayangnya pada janin yang kini telah berubah menjadi sosok bayi yang terus berkembang sampai usia sembilan bulan dalam rahimnya. Ia harus kuat demi bayinya. Harus dan harus.
Sentuhan-sentuhan lembut inilah yang selalu ia rasakan ketika hati dan batinnya merasa dibawah, benar-benar dibawah. Ia merasa bahwa sentuhan lembut itu merupakan tanda semangat dan dukungan baginya. "Ia memang bayi yang cerdas", begitu pujinya dalam hati untuk si buah hati.